Sabtu, 11 Desember 2010

Tim Olimnpiade Astronomi Indonesia Meraih dua medali perunggu di Ukraina


Tim Olimpiade Astronomi Indonesia sukses meraih dua medali perunggu pada ajang 15th International Astronomy Olympiad (IAO) di Sudak, Crimea, Ukraina yang berlangsung dari tanggal 16 hingga 24 Oktober 2010. Jumlah Negara peserta yang terlibat dalam event ini sebanyak 16 negara peserta dan diikuti sebanyak 84 siswa-siswi terbaik hasil seleksi Olimpiade Astronomi tingkat nasional dari setiap masing-masing negara.
Dua medali perunggu berhasil diraih oleh Agustinus Benyamin Prasetyo, siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah dan Ko Matias Adrian Kosasih dari SMA Negeri 5 Bekasi, Jawa Barat. Mereka adalah siswa yang mewakili Indonesia untuk IAO ke-15 yang terseleksi oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Pembinaan SMA pada ajang Olimpiade Sains bidang Astronomi dari Tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional.
Sebelum Keberangkatan ke Sudak, Crimea, Ukraina, Benyamin dan Adrian mendapatkan pembinaan khusus dari Tim Pembina Astronomi Nasional dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada IAO ke-15, Kementerian Pendidikan Nasional memberangkatkan dua siswa yang didampingi oleh dua Team Leader dan satu Observer. Mereka adalah Dr. Hakim L. Malasan, Dr. Dhani Herdiwijaya dan Rizal Alfian, S.Kom.
Dalam cuaca yang dingin bersuhu berkisar 5-12 derajat celcius, Benyamin dan Adrian telah berhasil melewati tahapan ujian yang dilombakan. Ada Tiga tahap yang harus dilalui oleh Benyamin dan Adrian, diantaranya adalah Theoretical Round (selama 4 jam), Observational round (selama 4 jam) dan Practical/Data Analysis (selama 4 jam). Selain ujian, peserta juga mengikuti beberapa program yang dilaksanakan di kota Sudak dan Crimea Ukraina. Program tersebut adalah program akademik yaitu kuliah umum yang disampaikan oleh Profesor Andrievsky S. M dari Odessa National University dan Dr. Tarasov A.E dari Crimea Astronomy Observatorium. Selain itu juga terdapat program budaya dan wisata, kesempatan ini peserta mempelajari tentang peninggalan sejarah di kota Sudak dan Crimea dengan mengunjungi Monumen Benteng Fortress, ekskursi ke Noviy Svet dan kunjungan ke Crimea Astrophysical Observatory yang memiliki Teropong Bintang berdiameter 2,6 meter.
Duta Besar Perwakilan Republik Indonesia di Ukraina melalui Ibu Tereza Amran selaku Sekretaris juga hadir di IAO ke-15 di Sudak, Crimea. Ibu Tereza mengatakan agar anak-anak yang berprestasi di tingkat dunia harus diperhatikan, walaupun mendapatkan perunggu tapi anak-anak kita telah berusaha semaksimal mungkin dengan membawa prestasi bangsa Indonesia di tingkat internasional, semoga tiba di tanah air tetap disambut dengan baik, ujarnya. Keberhasilan anak-anak disambut dan dilayani dengan baik oleh Kedutaan Republik Indonesia perwakilan di Ukraina dengan mengajak jalan-jalan dan makan bersama di kota Simferopol, Ukraina.
Tim IAO Indonesia akan tiba di bandara Soekarno Hatta-Cengkareng pada tanggal 25 oktober 2010 pukul 17.35 dengan menggunakan Turkish Airline

Sister School Sebagai Unjuk Kinerja Pendidikan Bertaraf Internasional


Refleksi Pengembangan Kerjasama

Dari sejumlah model kerjasama yang dikembangkan belum tampak perkembangan kesiapan sekolah dalam menunjukan kehandalan dan keyakinan diri untuk menjadi rujukan mutu belajar mengajar bagi negara-negara lain.

Hal tersebut terkait dengan kondisi psikologis para pendidik yang memandang bahwa kualitas pendidikan bangsa kita belum dapat setaraf dengan kinerja guru-guru dari negara lain. Kondisi ini tidak berkorelasi dengan rasa percaya diri siswa Indonesia yang menunjukan penampilan kompetitif dengan siswa dari negara lain pada ajang kompetisi internasional. Seharusnya para pendidik lebih memahami tentang apa kekurangan yang dimiliknya namun mengetahui pula keunggulan spesifik yang menjadi ciri khas yang dikuasainnya, sehingga memiliki keunggulan kompetitif terhadap pendidik dari negara lain.

Beberapa model unik yang dapat dijadikan contoh keunggulan ditunjukan dengan keunikan sekolah di dalam sistem pengembangan disiplin siswa, seperti di SMA Taruna Nusantara sehingga menjadi rujukan mutu bagi bangsa lain. SMA 4 Denpasar Bali mampu mengembangkan model belajar berbasis lingkungan sehingga kultur sawah dan ladang menjadi lingkungan belajar yang unik dan menarik perhatian bangsa-bangsa lain. Fenomena yang menarik dialami guru SMA 1 Subang (Ibu Rika) yang telah memenangkan predikat guru terbaik yang menerapkan model pembelajaran berbasis jaringan pada pertemuan guru sedunia di Korea tahun ini.

Dari seluruh agenda kerjasama itu, unsur wisata menjadi salah satu agenda penting dalam setiap kegiatan, sehingga semestinya setiap daerah dapat mengintegrasikan kerjsama sister school sebagai potensi untuk meningkatkan kepariwisataan. Contoh yang sangat terkenal dari upaya meningkatkan kerjasama siswa agar meramaikan kunjungan wisata dilakukan oleh SMA 4 Denpasar dengan Australia, Korea dan Jepang. Begitu juga kerjasama yang dikembangkan oleh sekolah di Washington DC dengan Tokyo. Selain berdampak pada meningkatnya pertukaran siswa, juga berdampak pada kunjungan orang tua siswa, sehingga meningkatkan potensi pariwisata.

Kendala

Sebagian besar sekolah masih mengalami kesulitan untuk membangun jaringan kerjasama, sehingga belum dapat melaksanakan kegiatan sister school. Sekolah-sekolah pada kelompok ini terkendala oleh minimnya pengalaman membangun kerjasama dengan sekolah-sekolah mitra dinegerinya sendiri, keterbatasan penguasaan Bahasa Inggris, keterbatasan kerjasama melalui jaringan teknologi informasi dan komunikasi serta kelemahan pada pengembangan sistem.